Rabu, 26 Oktober 2011

Doa Ulang Tahunku

Hari kamis ini adalah tanggal 27 Oktober 2011, bulan oktober yach bulan yang sangat aku nanti-nantikan dalam kurun waktu hampir melewati 11 bulan lainnya. Dalam waktu tiga hari kedepan adalah di mana tepatnya pada tanggal 30 Oktober 1987 pada malam keliwon aku di lahirkan dari rahim ibuku. dengan pengorbanan dan berjuang keras pada akhirnya lahirlah seorang bayi yang di beri nama Dani Saputra kejadian itu sekitar 23th yang lalu.

Singkat cerita kini Dani Saputra telah tumbuh dewasa di usianya yang hampir genap 24th. Tapi kini di usianya yang semakin berkurang dani tidak pernah merasakan bahagia karena di usianya yang genap hampir genap 24th aku belum bisa memberikan hal yang terbaik buat ke dua orang tuaku, yach meskipun mereka bahagia ketika mendengar aku telah lulus kuliyah. Dan sungguh akan sangat bahagia sekali jika aku mudah-mudahan kedapanya aku bisa memberikan yang terbaik kepada kedua orang tuaku. AMIN YA RABBAL ALAMIN.

YA ALLAH YA GHAFFAR dengan penuh tetesan air mata ini saya memohon kepadaMU
Ampunilah segala dosa-dosa ke dua orang tuaku sayangilah mereka di mareka menyayangiku di waktu aku masih kecil bahkan sampai sekarang.

YA ALLAH YA MALIK jauhkanlah aku dari perbuatan-perbuatan dosa dan jauhkanlah aku dan kedua orang tuaku dari siksa api neraka yang begitu amat panas dan pedih.

YA ALLAH dan jadikanlah aku aku sebagai orang yang senantiasa berdzikir dan bersyukur kepadaMU

Ya ALLAH yang maha mendenger di saat usia yang genap ke 24th
jadikanlah aku ini anak yang baik, anak yang selalu TAAT PADA ATURAN-ATURANMU, selalu taat pada ke dua orang tuaku, jadikanlah aku ini anak yang dewasa dan bijak dalam mengambil keputusan, tidak durhaka kepada ke dua orang tua dan selalu bisa memberikan yang terbaik kepada ke dua orang tuaku, memberikan yang terbaik kepada saudara-saudaraku, orang-orang yang mencintaiku, orang-orang yang kenal sama aku.

YA ALLAH RAHMAN YA RAHIM berikanlah kasih sayangmu kedapaku dan keluargaku, istiqomahkan aku di JALAN LURUSMU.

YA ALLAH yang maha kaya dan maha memberi rizki lapangkanlah dan luaskanlah rizkiku agar aku bisa membahagiakan kedua orang tuaku dan bisa pergi ke tanah suci bersama kedua orang tuaku. AMIN YA ROBBAL ALAMIN...!!!!

Selasa, 25 Oktober 2011

Tanggung Jawab

Belajar untuk bertanggung jawab dengan apa yang di perbuat bukan hal yang mudah bagi orang-orang yang tidak terbiasa mengalami yang sulit...!!!!! by Dani Saputra

Itulah sedikit kalimat yang berada dalam benakku. Itu semua berdasarakan dengan hal yang aku alami selama ini. Dani? yah itulah nama panggilanku semasa aku kecil sampai usiaku yang ke sebentar lagi akan ke 24th. Nama lengkap ku adalah Dani Saputra anak ke empat dari empat bersaudara, aku dilahirkan dari keluarga yang sangat sederhana dan diantara kakaku akulah anak yang paling di sayang dan hanya aku yang menempuh pendidikan sampai keperguruan tinggi.
Tepatnya pada lebaran 2006 ketika aku dan kakak yang nomer 3 silahtuhrahmi ke tempat saudaraku pada saat itu aku di tawari untuk untuk bersekolah di perguruan tinggi swasta di Yogyakarta.
Sdrq bilang: "Dan kamu ga ikut kuliyah bersama temen-temenmu??"
Dani: Tidak mas,  sama ibuq tidak boleh karena tidak ada biayanya?
Sdrq: Ya wes skg gini kamu tak biaya kuliyah selama 6 bulan setelah itu kamu cari sendiri gmn???
Dani: Dengan rasa senangnya aku bilang ke Ibuku dan dengan rasa beratnya beliau mengizinkan aku untuk kuliyah di Yogyakarta. Kenapa berat? yah,  karena di Yogyakarta selain aku harus jauh dari ke dua orang tua aku harus berjuang untuk mepertahankan hidupku dan menyelesaikan kuliyahku itu semua adalah menjadi tanggung jawabku karena aku tidak ingin merepotkan ke dua orang tua yang hidupnya cukup di bilang agak susah. Dan mau tidak mau aku harus berjuang dengan sendiri entah bagaimana cara saya serahkan saja sama ALLAH SWT.

Hal yang sangat berat mungkin jika ketika di kasih amanah dan untuk bertanggung jawab. Untungnya dari kecil aku selalu di ajarkan untuk selalu hidup prihatin (susah) jadi ketika amanah dan tanggungjawab yang di serahkan ke aku mudah saja bagi aku untuk menjalaninya meski di jalan sering menemui hambatan-hambatan yang sulit itulah kehidupan yang nyata kita harus bertanggung jawab penuh dengan apa yang di amanahkan kepada kita dan jangan lupa untuk selalu memohon kepada ALLAH SWT agar dalam hidup yang mempunyai banyak amanah agar selalu di beri kemudahan dalam menjalani tanggung jawab tersebut.

Senin, 24 Oktober 2011

Cerita Motivasi

Menjadi orang miskin sungguh tidak enak. Puluhan tahun saya menjalaninya. Saya tinggal di tengah hutan Propinsi Lampung, makanan sehari-harinya cukup tiwul (dari singkong) dan jagung.

Menjadi orang miskin sungguh tidak enak. Karena miskin, saya pernah menyaksikan orang tua dicaci maki lantaran tak sanggup membayar hutang. Sayapun pernah melihat dan mendengar langsung betapa Bapak direndahkan dan dihina sejadi-jadinya hanya karena hendak meminjam uang Rp 300 ribu agar saya bisa berangkat kuliah ke IPB (Institut Pertanian Bogor). Bersyukur ketika itu ada mas Paijo, berkat kebaikan hatinya penjahit pakaian ini meminjami kami uang Rp164 ribu sehingga saya bisa berangkat menuntut ilmu di Kota Hujan.

Karena miskin, untuk menghemat pengeluaran, ketika kuliah saya tidak kost melainkan tinggal di masjid Al Ghifari IPB selama 2 tahun. Perjuangan masih panjang namun pertolongan juga belum berhenti. Saat kehidupan saya di Bogor tengah sulit-sulitnya, kang Paiman, saudara saya yang hanya penjaga sekolah SD, mengirimkan wesel Rp 50 ribu rupiah –pada tahun 80-an itu adalah nominal yang sangat berarti.

Puncaknya, karena miskin, saya nyaris dikeluarkan dari IPB gara-gara menunggak uang kuliah (SPP). Bersyukur, menjelang detik-detik batas akhir pembayaran Dedeh Wahidah, sahabat saya, membantu melunasi SPP 1 semester sebesar Rp75 ribu.

Alhamdulillah, kehidupan mulai berubah setelah saya serius berbisnis sambil kuliah. Saya bahkan bisa mengajak adik saya Siti Rohimah kuliah di IPB dan mengkuliahkan adik bungsu, Barokatun, di Yogyakarta. Siti saat ini mengelola lembaga pendidikan yang kami dirikan di Lampung. Barokatun menjadi PNS di Departemen Agama Propinsi Lampung.

Bercermin pada pengalaman hidup tersebut saya menyakini bahwa salah satu cara memutus rantai kemiskinan adalah dengan berbisnis atau berwirausaha. Memang benar bangku kuliah mengajarkan banyak ilmu dan pengetahuan, tetapi saya mendapatkan gemblengan mental dan bekal hidup dari kampus kehidupan sesungguhnya yaitu saat saya berbisnis.

Itu pula yang kemudian menggugah kami dan teman-teman, didukung Yayasan Amalul Muzaki, mendirikan Pesantren Wirausaha Agrobisnis di Delanggu Klaten Jawa Tengah sejak tahun 2000. Kami berikhtiar memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Di pesantren ini, selama setahun para santri yang berasal dari keluarga tak mampu digembleng agar mampu mandiri berwirausaha sekaligus jadi dai (juru dakwah) di tengah-tengah masyarakat.

Awalnya setiap tahun kami hanya menerima 20 calon pengusaha. Tetapi saat ini kami mampu menggembleng 36 calon pengusaha setiap tahun. Alhamdulillah, para lulusannya saat ini sudah banyak yang memiliki usaha dengan karyawan puluhan orang. Walhasil, bukan hanya ratusan alumni yang terputus rantai kemiskinannya, tetapi masyarakat sekitarnya juga sudah banyak yang terbantu. Sekelumit kegiatan penggemblengan calon wirausaha bisa dilihat di www.PesantrenWirausaha-aba.net.

Melalui tulisan ini izinkan saya mengajak Anda menjadi seperti mas Paijo, kang Paiman atau Dedeh Wahidah yang ikhlas mengulurkan tangan kepada mereka yang sedang berjuang mengentaskan dirinya dari kemiskinan. Walau mungkin bantuan itu tampak kecil namun, saya tahu pasti, dampaknya sangatlah besar.

Anda bisa membantu langsung orang-orang yang Anda kenal. Atau, melalui lembaga yang teruji dan terpercaya. Sekecil apapun bantuan itu akan sangat besar artinya. Semoga rantai kemiskinan itu satu per satu terputus dan salah satunya melalui Anda. Sumber (www.JamilAzzaini.com)

Jumat, 25 September 2009